Kamis, 18 Januari 2018

Sejarah Sepakbola Di Indonesia Bagian 2

kemudian setelah itu muncul lah kompetisi yang diberi nama perserikatan PSSI, kompetisi ini nantinya akan berujung dengan pencarian pemain untuk memperkuat tim untuk pertandingan antar kota.
VIJ dari Jakarta memiliki klub-klub kuat macam STER, Setiaki, Tjahaja Kwitang, Gang Pendjambon, Andalas, ataupun Sinar Betawi. Kesemuanya berkompetisi untuk menghasilkan pemain yang siap pakai untuk membela nama Jakarta di ajang Kampeonturnoi PSSI.
Begitu juga dengan daerah-daerah lain seperti SIVB dari Surabaya, BIVB dari Bandung ataupun VVB (Persis Solo) dari kota Surakarta yang juga membentuk tim melalui sistem kompetisi daerah.
Kompetisi tak resmi pertama kali diadakan pada April 1930 atau hanya beberapa hari sebelum terbentuknya PSSI. Dari kompetisi yang diadakan inisiatif dari bond pribumi di Yogyakarta itu, VIJ berhasil keluar sebagai juara.









Lalu, setahun kemudian, kompetisi resmi PSSI pun bergulir di kota Solo. VIJ yang dikemudian hari kita kenal dengan nama Persija Jakarta menjadi juara dalam edisi perdana Kampeonturnoi PSSI. Kompetisi sebelum kemerdekaan lebih banyak dikuasai oleh persaingan kota Solo dan Jakarta. Keduanya merupakan dua tim besar yang selalu berseteru di dalam lapangan.
Solo meraih tujuh kali gelar juara dan Jakarta meraih empat. Keduanya juga menjadi tim yang rutin menggelar kompetisi-kompetisi internal di daerahnya. Tak heran banyak pemain yang nantinya memperkuat tim nasional Indonesia angkatan pertama tahun 1950, seperti Sidi dan Darmadi dari Solo lalu Abidin dan Soemo dari Jakarta.
Setelah era kemerdekaan, persaingan sepak bola Indonesia mulai merata. Tak hanya persaingan Jakarta dan Solo saja, tapi Surabaya, Bandung, Medan dan bahkan Makassar juga mulai menggeliat.




Era 1950an hingga 1970an menjadi era emas Perserikatan. Persaingan antar daerah yang begitu tinggi membuat semua tim yang bertarung mengeluarkan semua pemain terbaiknya. Imbasnya, timnas Indonesia saat itu tidak pernah kekuarangan pemain.
Menjadi Macan Asia memang bukan isapan jempol semata. Berkat kompetisi Perserikatan pula Indonesia dikenal dunia dengan kiprahnya di segala turnamen Internasional. Hasil juara di Merdeka Games 1961 di Malaysia menjadi semangat revolusi bagi bangsa Indonesia yang saat itu memang sedang mengusung olahraga sebagai alat memperkenalkan Indonesia di mata dunia.
Memasuki era 1980an, kompetisi Perserikatan tetap semarak meski saat itu ada kompetisi semi-profesional, Liga Sepak Bola Utama atau yang dikenal dengan nama Galatama. Perserikatan masih dibilang bergengsi karena lebih membawa fanatisme daerah. Pertandingan Persija melawan Persib bisa dianalogikan sebagai pertarungan sepak bola Jakarta dan Bandung. Begitu juga dengan Persebaya yang mewakili seluruh masyarakat Surabaya.











0 komentar:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

Posting Komentar