Kamis, 18 Januari 2018

Sejarah Sepakbola Di Indonesia Bagian 3

Perkembangan sepak bola di Indonesia yang mulai membuka diri dengan kompetisi profesional mulai menemui ide memunculkan kompetisi baru. PSSI berencana membuat kompetisi semi profesional untuk lebih mengembangkan prestasi sepak bola Indonsia.
Dengan adanya Galatama, PSSI mempunyai dua kompetisi yang sama levelnya. Perserikatan dianggap PSSI sebagai akar dari pembinaan sepak bola di Indonesia, sedangkan Galatama adalah pohon kompetisi sepak bola Indonesia. Perpaduan keduanya diharapkan memunculkan pemain heat untuk timnas.

Galatama hanya berisi satu divisi saja. Tapi pada tahun 1990, divisi dua dibuat sebagai ajang kompetisi antar klub dengan kasta atas dan bawah. Hingga musim kompetisi 1982, PSSI mengizinkan penggunaan pemain asing di pentas Galatama.

Dalam sejarah kompetisi ini, ada dua pemain Singapura yang kemudian terkenal karena bermain di Indonesia, yakni Fandi Ahmad dan David Lee yang memperkuat Niac Mitra Surabaya. Bersama Niac Mitra, Fandi Ahmad dan David Lee berhasil membawa klubnya menjadi jawara di Galatama. Namun setelah itu, duo Singapura itu harus keluar dari Indonesia karena adanya regulasi larangan penggunaan pemain asing di Galatama.

 

Masa awal Galatama memang berjalan dengan indah. Minat masyarakat sepak bola Indonesia cukup tinggi sehingga mampu menyedot perhatian mereka di setiap pertandingan. Namun di tengah-tengah minat yang tinggi itulah, klub-klub Galatama digerogoti pengaturan skor yang dilakukan oleh para petaruh/penjudi.

Hal itu berakibat dengan adanya kasus suap pemain dan pengaturan skor. Pamor Galatama dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Tidak adanya pemain asing, lalu diperparah dengan adanya tudingan main mata antar pengurus klub dan isu suap plus pengaturan skor membuat Galatama ditinggalkan penonton. Klub pun banyak bertumbangan dan bangkrut.

Masalah lainnya adalah munculnya tren kerusuhan antar penonton yang berimbas pada menurunya kualitas sepak bola Indonesia. Hal tersebut diperparah dengan ketidaktegasan PSSI dalam mengusut kerusuhan yang semakin marak di Indonesia.

Menjelang musim kompetisi 1993-1994, tak banyak klub-klub Galatama yang bisa bertahan dari kesulitan finansial. Sungguh berbeda dengan tim-tim Perserikatan yang masih bisa eksis karena ditopang dana APBD. Untuk menyelamatkan klub-klub Galatama tersebut, PSSI akhirnya melakukan sebuah revolusi dengan membuat sebuah kompetisi baru dengan menggabungkan Perserikatan dengan Galatama yang dikenal dengan Liga Indonesia pada tahun 1994.

0 komentar:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

Posting Komentar